<xmp> <body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3417621409964018008\x26blogName\x3dberbicara.pada.diam\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://berbicara-pada-diam.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://berbicara-pada-diam.blogspot.com/\x26vt\x3d4809365835380759585', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script> </xmp>

tidak boleh rindu
Senin, 19 Januari 2009

aku, rindu.

dia, terasa begitu jauh.

hanya bisa kupandangi di tempat yang mungkin tak akan pernah bisa kugapai.

tidak boleh, diam.

tidak boleh rindu.

**
**

Label:


0 comments
09.36


menunggu
Kamis, 15 Januari 2009

mengapa? kalian selalu merasa, kesulitan menghubungi Tuhan?

merasa, harus menjadi orang yang banyak pulsa, untuk bisa meneleponNya?

atau, harus menghubungi sekretarisnya, untuk bisa menjumpaiNya?

bahkan, harus banyak amal dulu, untuk bisa menghadapNya?


aku mengira, Dia ada di sana. menunggu kita, untuk menghampiriNya. atau mungkin, sekedar menoleh padaNya. karena seringkali, kita lupa kalau Dia ada. mungkin.

Dia bahkan tak pernah peduli, kita punya handphone atau tidak, untuk bisa berbicara padaNya. atau harus menunggu lama, menanti jawabanNya?

bahkan bila kau analogikan pulsa itu dengan amalmu, Tuhan tidak pernah punya sifat belagu.

karena kapanpun kita menoleh padaNya, kapanpun kita menghampiriNya, miskin, kaya, tampan, atau buruk rupa, bahkan, dengan jiwa raga berlumuran dosa, Dia akan tetap ada di sana. menunggu. setiap waktu. selalu.

**
untuk seorang anak kecil, yang berotak besar, bersemangat besar, dan yang paling penting, berhati besar. i love you.

**
**

Label:


0 comments
21.23


semut

diam, aku ingin bercerita. suatu hari, yang cerah pasti, aku pergi ke rumah kakak. kami saling bercerita, bercengkrama, dan akur tak seperti biasanya. tak lama, entah mengapa, aku lupa, kita semua memutuskan untuk pergi ke garasi. dan semua kaget sekali. ada serombongan semut, banyak sekali. mereka menyebar, sama sekali bukan berbaris rapi.

kakak: ya ampuuun, banyak amat semutnyaaa.. ambil baygon!
aku: eh, eh, biar aja, nanti juga pergi sendiri, dia pindah rumah, mungkin
kakak: iya, itu dia! pindah ke dalem rumah, atau ke dalem mobil. ini gak bisa dibiarin!

kakak masuk ke dalam rumah. saat dia keluar lagi, ditangannya sudah tergenggam kaleng baygon warna hijau. tak lama, terdengar suara. aku, memalingkan muka.

sssssssssshhhhh....

bau baygon mengudara. andai aku dapat mendengar jeritan mereka. nafas mereka yang satu-satu dan lalu hilang. atau, entahlah.

kupalingkan wajah perlahan. mereka semua mati. terbujur, kaku.

diam, kadang kita begitu. menjadi semut, atau menjadi kakak.

entahlah siapa yang salah. aku? atau kau? yang pasti, kau baru saja menyemprotkan baygon, tepat ke wajahku.

**
**

Label:


0 comments
20.35


kau dan palestina
Minggu, 11 Januari 2009

dua hal yang aku rapalkan sambil bercucuran air mata dalam doa akhir-akhir ini.

kau, dan palestina.

**

**

Label:


0 comments
19.24


ocean

wanita itu berdiri di tebing yang tinggi. tebing yang terjal dan sangat tinggi. menatap kehijauan dalamnya kelam lautan luas yang menganga di bawahnya. yang tersenyum, atau mungkin menyeringai. dalam sepoi-sepoi angin laut, menanti tubuh wanita yang rapuh jatuh kedalam pelukannya. tersedot ke dalam rahasia bumi dan hilang, selamanya.

atau bahkan kapal-kapal itu. yang nahkodanya berwajah tampan dan manis atau mungkin buruk dan bengis. melotot dengan buasnya nafsu dan basahnya air liur yang menetes menyebarkan aromanya yang bau. mengapung di kulit air, seraya menanti pecahnya sang lautan yang memeluk remuk tubuh wanita yang rapuh jatuh ke dalam pelukannya. dalam kepala para nahkoda di atas kapal-kapal itu, adalah terjun dan merengkuh tubuh rapuhnya untuk disantap tulang daging dan darahnya dalam ganasnya badai lautan yang murka akan telah diambilnya sang wanita dari jantung terdalam rahasia bumi yang semakin lama semakin hampa.

namun angin yang halus, dapat merasakan gemetar getar bulu lembut yang takut, rapuh, atau malah mungkin saking beraninya menentukan nadi nasibnya sendiri, di atas kulitnya yang tipis dan bening. basah, namun bukan keringat gelisah, melainkan air mata sedih rindu dan cinta yang hanya ada di dalam dongeng-dongeng bualan hatinya semata. bahkan angin yang halus, dapat merasakan letihnya mata yang nyaris menutup menyatukan harapan dan keputus asaan yang seakan di antara keduanya tiada batasnya.

sampai pada saat tubuh ringannya akhirnya juga melayang di udara yang diam, sekonyong-konyong datanglah sebongkah awan yang super lembutnya, menyongsong tubuh lemah yang pasrah, terpeluk dalam bongkah-bongkahnya. putih namun ranum. basah namun hangat. hampa udara namun padat cinta. tepat disaat mata harapan dan keputus asaan itu menutup perlahan, dan akhirnya tertidur dalam indahnya mimpi nyata dalam balutan kenyamanan, diterbangkan sang awan perkasa, melalui jalan di langit langit dunia, menuju surga.

januari 2007

**
**

Label:


0 comments
19.17


cantik

diam, pernahkah kau begitu membenci dirimu sendiri? aku, sering sekali begitu. semenjak dulu, hingga saat ini, selalu merasa begitu. telah terbiasa rasanya, ditunjuk, disalahkan, dipermalukan, dinilai, dipaksa untuk berpikir bahwa aku hanyalah seonggok kesalahan yang diciptakan Tuhan. betapapun baiknya niatku, pada akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa aku salah. katakan Tuhan, apa aku pernah benar?

jangan bilang aku tak sadar, Tuhan. aku terlalu sadar untuk itu. dan Kau tahu aku tak mau terjebak di situ, lagi. tak mau. lalu kenapa kau selalu menggiringku, ke situ? Tuhan, belum cukupkah segala usaha ini aku lakukan? apakah ini ujian dariMu? yang tak akan pernah berhenti, hingga akhirnya aku memutuskan, untuk benar benar hidup seorang diri?

mengapa, Tuhan? bukankah Engkau maha mengetahui? aku ingin sendiri. aku ingin pergi. aku ingin hilang. aku ingin (kalau boleh) mati.

tapi, diam, Tuhan tak pernah menzolimi kita kan? melainkan kitalah yang kerap menzolimi diri kita sendiri? itulah diam, semakin banyak merasa bersalah, semakin banyak memperbaiki diri. semakin banyak sakit, semakin cantik. kau masih ingat cerita tentang proses tanah liat menjadi sebuah cangkir porselen yang cantik, diam? dibanting, diputar, dibakar, ditoreh, disemprot, dibakar lagi.. -- berapa kalipun tanah liat itu berteriak meminta berhenti, proses itu akan terus berjalan.

aku punya cermin, diam. dan aku lihat aku masih belum cantik. dan kau tahu kapan itu akan terjadi, diam? kurasa, siapapun tidak akan pernah menjadi cantik seutuhnya, pada saat dia masih bisa memandang dunia. dia akan terus diuji. dicoba. mengalami kesedihan. didera kesulitan. dibanjiri air mata. mungkin meminta untuk berhenti. sering sekali.

tapi proses itu akan terus berjalan, diam. hingga suatu hari nanti, aku akan bercermin pada telaga bening di surga. dan di sanalah aku akan melihat. betapa cantiknya diriku saat itu.

aamiin.

**
**

Label:


0 comments
18.30


kita sama. mungkin.
Kamis, 08 Januari 2009

kau memberengut. terganggu akan pertanyaanku. kau bilang, aku mengganggu. kau protes. merasa dianalisa. merasa dinilai. merasa ditelanjangi. mungkin.

aku terdiam. tak bisa melawan. karena analisamu, kepadaku. yang berkata, bahwa aku menggangu. kau menilai, bahwa aku ingin tahu. kau dan aku, merasa tertunjuk oleh sesuatu. mungkin.

pernahkah kau bertanya? semua tak suka diperlakukan seperti itu. kau begitu. akupun begitu. kalau kau tak suka begitu, mengapa begitu kepadaku? kau menganggapku begitu, tanpa berpikir terlebih dahulu. mungkin.

karena kita selalu, kau tahu? menganggap cara berpikirku, sama denganmu. kau sedang menilaiku. maka kau katakan aku begitu. kau sedang menganalisaku. maka kau katakan aku begitu. mungkin.

tapi tunggu. siapa yang tahu. dalam hati kecilmu. sesungguhnya, kau juga begitu padaku. sama, persis, seperti yang kurasakan padamu. sayang, peduli, dan mencoba untuk mengerti. mungkin.

**
**

Label:


0 comments
17.41


berbicara pada diam
Rabu, 07 Januari 2009

terlalu banyak yang ingin aku bicarakan. namun, jarang jarang ada yang mau mendengarkan. terlalu banyak pertanyaan. namun, hanya sedikit jawaban. hingga akhirnya aku seringkali berbicara sendirian. terkadang, pada cakrawala aku berbicara. terkadang, pada kehidupan di jalanan. di atas motor biru kesayangan lautan itu pasang. atau, kaca mobil yang memburam saat kabut cair menghalangi pandangan. dan terkadang pula, pada tembok di mana kuhadapkan wajah. aku berbicara terus terang. dan mereka hanya diam. aku, berbicara pada diam.

diam, akan sabar menantiku berpikiran benar. dia tak pernah menyalahkan. diam, akan selalu memberiku jawaban. sesulit apapun pertanyaan itu aku lontarkan. hanya karena aku berbicara pada diam, hidup di mataku menjadi sangatlah indah. sehitam apapun, seputih apapun. atau bahkan berupa bayangan yang masih abu abu sekalipun.

dia, diam, menjadikanku dewasa dan bijaksana bahkan saat aku masih duduk di tk. haha, tentunya dewasa dan bijaksana dalam pandangan sang diam. karena seperti yang kubilang, diam tak pernah menilai, menyalahkan, dan tak pernah bilang apa apa. dia hanya diam. memperhatikan. dan membiarkan aku mengerti sendiri akan hidup. mungkin juga dia sesekali berdoa, saat tahu hidupku terlalu jauh dari benar. tapi entah mengapa dia selalu percaya, bahwa pada akhirnya aku akan kembali ke jalan yang benar.

tidak seperti yang lainnya kan?

maka itu, aku pun senang berbicara pada diam.

**
**

Label:


5 comments
03.57


Profile
hanya seorang anak kecil, yang senang duduk di genteng -- melihat awan, menebak bentuknya -- melihat cakrawala senja, jingga kebiruan -- melihat bintang, dan lampu kota -- sendiri, tapi tak merasa sendirian.


Archive
Januari 2009
Februari 2009
Agustus 2009
Juli 2010
Agustus 2010
November 2012




Scream
i am not allow anyone to speak out in here


Exit
another side of me


Credits
The Designer