suatu hari, aku begitu frustasi. rasanya, ingin bunuh diri. tak berguna, dan tak berharap lagi, menyelusup hati-hati namun pasti. kalau saja bukan takut, akan adanya hari nanti, kurasa, aku pasti sudah mati. aku, tak mau hidup lagi.
aku sudah gila! apa aku gila? aku mati karena gila! jiwaku.. mati, karena gila..
ah, sepertinya aku memang sudah gila. kan? apa aku bilang. aku butuh pertolongan. aku ingin bertahan. siapa? adakah yang bisa mendengarku? aku butuh seseorang. sekarang!
eh?
seseorang? kau bilang?
atau sesuatu?
atau sebuah?
atau se---?
ah, bukankah ada Dia? kau bilang masih butuh seseorang? lalu apa Dia bagimu? Dia akan mendengarkan. kata demi kata. selaksa makna demi makna. apa sampai hari ini kau masih belum mendengar sebuah jawaban? jawaban itu ada pada udara yang kau hirup. pada air yang kau teguk. pada cahaya yang menyapa. pada suara hati yang membuatmu kuat. bertahan. hingga detik ini. hingga jauh nanti.
jadi, apa kau masih butuh se---?
aku, memandang pada langit. yang hanya diam dan setia pada membentang. aku ingin ada disana. ditengah diam yang hening. yang dingin dan basah tersapu awan. yang biru dan hangat terpapar mentari. kupandangi diam-diam, lagi dan lagi. berharap hingga mata ini lelah dan menyerah. menutup dan berharap nyata dalam mimpi.
aku, disini, di langit ini. sendiri, tersenyum tenang dan senang. berbaring terbang. menikmati kulit ini disapa bahagia. bukan materi atau pengakuan manusia. melainkan bahagia, hanya bahagia. pada apa yang kurasa. hingga mata ini basah terbenam haru. lalu aku takut, takut ini hanya mimpi. takut aku harus pulang.
diam, saya sedang belajar lagi hari ini. belajar menerima bahwa kemampuan kita sebagai manusia hanya sebatas kecil. jangankan berkuasa atas kehendak Tuhan, berkuasa atas kehendak manusia yang lainnya saja, sama sekali tidak.
kadang diam, kita ditempatkan pada posisi yang berat bagi orang lain. namun kadang lagi, orang lain yang memberatkan posisi kita.
Tuhan ingin kita belajar dan terus belajar. Tuhan ingin kita belajar ikhlas. Tuhan ingin kita menyadari, bahwa kita hanya manusia lemah yang tak kuasa apa-apa. Tuhan ingin menguji kita, apakah kita mau belajar dari tanda-tanda yang Dia berikan melalui berbagai macam hal dan berbagai macam cara.
diam, semua orang pasti pernah sedih. sedih yang saya alami saat ini sungguh tidak seberapa, dibandingkan sedihnya orang-orang yang lain. jadi diam, yuk kita belajar. belajar memaknai hidup ini dengan penuh hikmah yang mendewasakan. semoga kita senantiasa lulus, lulus, dan terus lulus. aamiin.
sulit untuk tidak menghakimi diri sendiri saat ini. toh, tidak ada yang bisa dihakimi memang. jadi, siapa lagi? tidak takdir, tidak juga ikhtiar yang salah langkah, mungkin. saya hanya lelah, diam. ingin pergi bersendirian. menunggu semuanya kembali lagi menyenangkan seperti biasanya. hidup saya indah. jadi, kenapa harus mengeluh bila sedikit lelah? sekali lagi, saya hanya sedang lelah.
ayam punya rumah
rumahnya rumah yang indah
kelinci punya rumah
rumahnya.. lubang di dalam tanah
kuda punya rumah
rumahnya sangat indah
seindah lautan dan samudra
kucing gemar berkeliaran, sepanjang jalan
tapi seliar-liarnya kucing
dia punya rumah juga yang dibanggakan
burung punya rumah
nama rumahnya sarang burung yang indah
setiap makhluk punya rumah dan kampung halaman
karena rumah itu di kampung halaman
adalah tempat orang.. mendapat keteduhan yang damai, yang bahagia
orang palestina, tidak berumah
tidak berkampung halaman
kemah dan bangunan yang didiaminya kini
bukan rumahnya sendiri
bukan kampung halamannya sendiri
di mana rumah orang palestina?
di mana kampung halaman orang palestina
di PALESTINA
tapi.. sekarang.. dia.. tidak tinggal di sana
kampung halaman.. orang palestina..
dirampas.. musuhnya
siapa musuh.. orang palestina?
adalah.. orang.. yang.. merampas..
kampung halamannya
bagaimana cara.. orang palestina.. mendapatkan lagi..
rumahnya sendiri?
hanya dengan senjata
orang palestina bisa
mendapatkan rumahnya
dan kampung halamannya
kembali...
orang palestina akan pulang kampung
bagi orang palestina
kampung halamannya
adalah punya mereka!
diterjemahkan oleh Taufik Ismail
dari buku kanak-kanak bergambar (tanpa nama)
**
**
Label: puisi
aku, rindu.
dia, terasa begitu jauh.
hanya bisa kupandangi di tempat yang mungkin tak akan pernah bisa kugapai.
tidak boleh,
diam.
tidak boleh rindu.
**
**
Label: diam